Jumat, 27 Januari 2012

Menjadi Pribadi yang Ringan Hatinya

Tuhanku Yang Maha Melapangkan,

Hari ini aku ingin menyederhanakan sikapku terhadap kehidupan, sehingga ringan hatiku dan lapang nafasku.

Hari ini aku akan menyikapi orang yang buruk hati dan keji mulutnya, sebagai tanda bahwa aku lebih mulia daripada mereka.

Hari ini aku akan menyikapi kesulitan sebagai perintah untuk meneguhkan mentalku dan meningkatkan kemampuanku.

Hari ini aku akan menyikapi kekecewaan sebagai tanda bahwa standarku tinggi dan aku hanya tinggal meningkatkan kesungguhanku untuk memulai lagi.

Hari ini aku akan menyikapi yang kecil sebagai yang kecil, dan yang besar sebagai tantangan yang harus aku hadapi dalam pendampingan bersamaMu, Tuhanku.

Hari ini aku akan mengisi hatiku dengan kasih sayang dan mengindahkan perilakuku dengan kelembutan.

Hari ini aku akan meluaskan pintu maaf di hatiku, untuk menerima kesalahan orang lain sebagaimana aku ingin dimengerti saat aku salah.

Tuhanku Yang Maha Penyayang,

Tenagailah kesungguhanku untuk bersikap dan berlaku sesuai dengan projek pribadiku hari ini, agar aku menjadi jiwa baik yang Kau cintai, yang Kau ringankan hatinya, yang Kau lapangkan nafasnya, dan yang Kau sejahterakan hidupnya.

Aamiin


Mario Teguh - Loving you all as always

Kamis, 12 Januari 2012

Untittled

Semuanya..indah,,
Saat kita tertawa memandang langit
Saat kita berbincang di hamparan ombak
Saat suatu sentuhan begitu bermakna
Dulu,, tak ada sedikitpun penyeselan tentang apa yang kita lakukan
Dan janji-janjimu
Tak sedikitpun ada keraguan dalam hati ini
Normal itu kamu, sedih itu tanpamu
Sampai kamu pergi dan putuskan tuk berpisah
Semuanya berubah, kecuali Satu
Normal itu kamu, sedih itu tanpamu
Kamu tau itu artinya apa?
Hidupku tak lagi normal setelah kamu pergi
Tak lengkap, tak indah, tak berarti
Seandainya kamu tau betapa aku terluka saat kamu tinggal pergi
Terlebih ketika ku melihatmu bersamanya
Aku hancur
Mana janjimu?
Setelah semua yang telah kuberikan padamu
Sesuatu yang berharga, kini sia sia
Kuputuskan pergi darimu untuk melupakanmu
Namun kamu datang kembali membawa secercah harapan
Bodohnya aku terbawa perasaan dan percaya kata-katamu
Semua yang telah berusaha kuhapus muncul kembali
Aku bahagia, normalku muncul kembali
Tapi kini
Aku hancur lagi
Melihat kenyataan bahwa kamu tak lagi menganggapku ada
Dan menyadari bahwa kamu mencintainya
Untuk kali ini,,
Aku pergi
Akan benar-benar  melupakanmu
Mencegah hancurku untuk yang kesekian kali
Kamu tau,
Tak ada orang yang bisa mencintaimu seperti aku
Menerimamu apa adanya
Suatu hari kamu pasti akan mengerti dan merasakan
Tentang semua rasa sakit ini
Makasih,
Kamu mantanku yang paling segalanya
Paling membuatku bahagia
Juga paling membuatku terluka
Its Over, jangan panggil aku lagi
Aku membencimu seperti aku mencintaimu



Rabu, 04 Januari 2012

Penerapan Prinsip Komunikasi dalam Bidang Kesehatan Masyarakat

Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan, individu dan sosial budaya. Yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan memiliki kewajiban untuk mengabdi pada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai makhluk sosial budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan selaras dan saling membantu. Dalam menjalani kehidupan selaras dengan manusia lain, diperlukan adanya komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima melalui saluran atau media. Sehingga terbentuk interaksi dalam masyarakat yang membentuk suatu sistem sosial.
Interaksi yang terjadi dalam masyarakat melibatkan berbagai aspek misalnya pendidikan, kebudayaan, keagamaan, kesehatan dan lain-lain. Aspek yang akan dibahas di artikel ini adalah aspek kesehatan. Khususnya tindakan pencegahan terhadap penyakit yang dapat menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat. Masalah kesehatan pada dasarnya merupakan masalah semua manusia. Karena tidak ada satu manusiapun yang dapat terbebas dari penyakit. Namun, terkadang ada beberapa orang yang kurang memperhatikan kesehatan sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi dirinya maupun orang lain disekitarnya. Masalah kesehatan juga dapat timbul dari faktor penyakit (agent) yang dapat menyebabkan seseorang menderita sakit. Oleh karena itu, diperlukan tenaga ahli dalam bidang kesehatan masyarakat, yang dapat membawa masyarakat ke hidup yang lebih sehat. Tenaga ahli tersebut salah satunya adalah sarjana kesehatan masyarakat atau biasa disebut SKM.
Seorang SKM memiliki tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut adalah dengan melakukan interaksi langsung dengan masyarakat. Dalam interaksi ini terjadi proses komunikasi. Suatu interaksi sosial yang baik harus menggunakan komunikasi yang efektif. Untuk dapat memperoleh komunikasi yang efektif seorang SKM harus dapat memahami prinsip komunikasi yang ada.
Prinsip yang pertama menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses simbolik. Komunikasi merupakan proses pembentukan simbol. Simbol dapat berupa huruf, angka, kata , bahasa, penampilan, makanan dan lain-lain. Dalam bidang kesehatan masyarakat, prinsip komunikasi sebagai proses simbolik dapat diterapkan pada saat penyuluhan. Penyuluhan hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat yang sedang diberi penyuluhan. Selain itu, proses simbolik yang lain contohnya adalah dandanan. Pada saat memberi penyuluhan tentang kesehatan, sebaiknya dandanan  jangan terlalu mencolok (mewah), namun jangan juga terlalu biasa saja. Pakaian yang terlalu mewah mendatangkan kesan sombong bagi masyarakat sehingga mempengaruhi keefektifan penyampaian materi pada saat penyuluhan. Sedangkan pakaian yang terlalu biasa menimbulkan persamaan antara orang yang memberi penyuluhan dan orang yang diberi penyuluhan. Sehingga mungkin orang yang diberi penyuluhan akan menganggap enteng materi penyuluhan tersebut. Dengan demikian penampilan harus disesuaikan dengan keadaan. Karena penampilan merupakan suatu simbol, dimana orang atau masyarakat akan memberikan arti terhadap penampilan seseorang.
Prinsip yang kedua menyatakan bahwa setiap perilaku memiliki potensi komunikasi. Dalam bidang kesehatan masyarakat, seorang SKM harus paham dengan apa yang dilakukan masyarakat, karena mereka memiliki body language. Misalnya, disaat menyampaikan informasi kesehatan, seorang SKM harus dapat melihat respon mereka. Apakah mereka senyum, atau diam saja, atau malah menunjukkan muka yang kurang sedap. Dengan demikian dapat diketahui tindakan apa yang dapat dilakukan. Misalnya jika respon audience hanya diam saja atau menunjukkan respon yang kurang baik seperti menggerutu, bicara sendiri atau memandang dengan tatapan sinis, mungkin cara penyampaian informasi harus diubah. Menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga penyampaian informasi menjadi lebih efektif.
Prinsip yang selanjutnya menyatakan bahwa komunikasi memiliki dimensi isi dan hubungan. Hal ini berhubungan dengan bagaimana cara menyampaikan suatu pesan. Ada kalanya satu pesan artinya sama, namun karena cara menyampaikannya berbeda, pesan tersebut dimaknakan berbeda pula. Contohnya dalam bidang kesehatan masyarakat adalah proses penyampaian informasi kesehatan kepada anak kecil dan orang dewasa. Seorang SKM harus dapat membedakan pesan kepada anak kecil dan orang dewasa. Misalnya, “adek, jangan buang sampah sembarangan”, akan berbeda artinya dengan, “bapak, jangan buang sampah sembarangan”. Anak kecil akan menanggapi perkataan itu mungkin dengan biasa saja dan mengikuti perintah tersebut yaitu tidak membuang sampah sembarangan. Namun, orang dewasa atau bapak-bapak akan menanggapi pesan itu mungkin dengan perasaan negatif. Mungkin merasa dirinya dianggap kurang disiplin dan dianggap seperti anak kecil. Sehingga si penyampai informasi tersebut atau SKM akan dianggap kurang sopan. Dengan demikian, seorang SKM harus memperhatikan cara penyampaian pesan. Jangan sampai menimbulkan salah persepsi pada masyarakat.
Komunikasi juga berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Hal ini juga termasuk dalam prinsip komunikasi. Kadang seseorang bermaksud untuk tidak melakukan komunikasi, namun orang lain menganggapnya melakukan komunikasi. Inilah yang dimaksud komunikasi yang tidak disengaja. Sedangkan komunikasi yang disengaja, merupakan komunikasi yang real, dimana adanya timbal balik yang jelas antara komunikator dan komunikan. Prinsip ini juga penting dalam bidang kesehatan masyarakat. Misalnya, seorang petugas kesehatan sebelum makan selalu mencuci tangan. Dan hal tersebut diamati oleh seorang masyarakat yang kebetulan memang memiliki hubungan yang dekat. Pada awalnya, kegiatan mencuci tangan ini merupakan bentuk rutinitas yang memang sudah biasa dilakukan sang petugas kesehatan. Namun tanpa sengaja, masyarakat yang mengamatinya menjadi terpengaruh untuk meniru kegiatan tersebut. Dengan demikian, hendaknya kesengajaan ini terjadi dalam hal-hal positif yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
Prinsip selanjutnya adalah komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. Suatu pesan yang artinya sama, namun disampaikan dalam ruang dan waktu yang berbeda, menimbulkan makna yang berbeda pada pesan tersebut. Seorang SKM misalnya dalam memberi penyuluhan kesehatan harus tahu ruang dan waktu yang tepat  dalam penyampaiannya. Misalnya tidak melakukan penyuluhan di malam hari, karena itu dapat menimbulkan persepsi tidak baik dari masyarakat seperti tidak tahu aturan dan mengganggu tidur orang. Padahal maksudnya baik, yaitu untuk memberi informasi kesehatan.
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Pada saat berkomunikasi dengan seseorang, peserta komunikasi yaitu komunikator dan komunikan pasti akan mempunyai prediksi tentang tanggapan lawan komunikasinya saat dia mengatakan sesuatu. Dengan demikian, sebagai seorang SKM dalam melakukan penyuluhan, tentunya sudah mempunyai prediksi tentang bagaimana respon masyarakat terhadap informasi yang disampaikan. Seorang SKM harus menyiapkan antisipasi respon buruk terhadap informasi kesehatan yang kurang berkenan bagi masyarakat. Misalnya, dalam penyuluhan gizi, petugas kesehatan menjelaskan tentang porsi makanan yang bergizi. Namun, tidak semua masyarakat atau warga dapat membeli makanan bergizi seperti yang dicontohkan. Petugas kesehatan harus sudah mengantisipasi keluhan dari masyarakat, misalnya dengan menerangkan bahwa makanan yang bergizi tidak harus selalu mahal.
Komunikasi bersifat sistemik. Komunikasi merupakan gabungan dari sistem internal dan sistem eksternal dalam diri kita. Sistem internal meliputi pengalaman dan rujukan. Kesamaan pengalaman dan rujukan membangun komunikasi antar individu. Sebagai seorang SKM, dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat, harus membangun kesamaan pengalaman dan rujukan antar dirinya dengan masyarakat. Dengan adanya kesamaan ini, masyarakat akan merasa lebih nyaman berkomunikasi dan informasi kesehatan dapat lebih mudah disampaikan. Sedangkan sistem eksternal adalah environtment atau lingkungannya. Seorang SKM dalam menjalankan tugasnya harus bisa menyesuaikan cara penyampaian informasi kesehatan dengan keadaan di masyarakat. Misalnya, penyuluhan dipedesaan dilakukan dengan suasana hikmat tanpa terlalu banyak pengeras suara. Karena kondisi di pedesaan yang memang sudah sepi.
Semakin mirip latar belakang sosial budaya, komunikasi menjadi lebih efektif. Status sosial dan budaya yang ada di masyarakat sangat mempengaruhi komunikasi yang terjadi pada masyarakat tersebut. Contohnya adalah status sosial. Seseorang akan lebih mudah berhubungan atau menjalin interaksi dengan orang yang status sosialnya sam karena mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sama. Begitu pula dengan budayanya. Seseorang akan merasa nyaman melakukan interaksi dengan orang yang memiliki budaya yang sama dengannya. Seorang SKM harus menyadari bahwa dunia ini terdiri dari berbagai sistem sosial dan budaya yang berbeda satu sama lain. Seorang SKM harus dapat menempatkan diri dalam suatu status sosial dan budaya. Misalnya dalam proses penyampaian informasi kepada masyarakat dengan status sosial dan budaya A, jangan disampaikan dengan menggunakan budaya B atau dalam lingkup status sosial B. Meskipun budaya mereka berbeda, hendaknya seorang SKM dapat menyesuaikan diri dengan budaya setempat. Sehingga informasi kesehatan menjadi mudah disampaikan.
Komunikasi bersifat nonsekuensial. Komunikasi berlangsung dua arah. Artinya, dalam berkomunikasi komunikator dapat menjadi komunikan dan komunikan dapat menjadi komunikator. Sebagai seorang SKM, hendaknya jangan hanya menjadi komunikator. Namun juga harus dapat mendengarkan aspirasi dan keluhan masyarakat. Sehingga berperan sebagai komunikan. Dengan menjadi pendengar yang baik bagi masyarakat, dapat mengerti masalah mendasar yang terjadi di masyarakat. Dan dapat ditentukan solusi untuk menanganinya.
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional. Komunikasi merupakan suatu proses, dimana proses ini tidak disadari kapan awal dan kapan akhirnya. Komunikasi bersifat dinamis, artinya komunikasi tidaklah konstan. Tapi melalui tahapan-tahapan dan perubahan. Komunikasi bersifat transaksional, artinya komunikasi terjadi timbal balik antara komunikator dan komunikan. Dengan demikian, sebagai seorang SKM, kita tahu bahwa proses komunikasi tidak hanya terjadi pada saat penyuluhan saja. Tetapi, akan terus membekas di hati masyarakat. Sehingga, proses penyampaian informasi harus dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh. Agar masyarakat dapat benar-benar mengerti maksud dari materi yang disampaikan dan menerapkan dalam kehidupannya.
Komunikasi bersifat irreversible yang artinya tidak dapat kembali. Maksudnya, apa yang telah diucapkan tidak akan bisa ditarik lagi dan dianggap ucapan itu tidak ada. Mungkin memang kadang terjadi seseorang menarik kembali ucapannya. Namun, ucapan itu tetaplah pernah diucapkan dan tidak dapat lenyap begitu saja. Sehingga sebagai seorang SKM, dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat harus selalu berhati-hati. Jangan sampai informasi-informasi tersebut disampaikan dengan cara yang kurang sopan atau mungkin menyakiti hati audience. Sekali hati seseorang terluka, akan sulit untuk mengobatinya. Dengan demikian untuk mencapai sebuah komunikasi yang efektif, prinsip yang satu ini juga harus diperhatikan.
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah, khususnya masalah kesehatan. Komunikasi bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah kesehatan. Memang komunikasi penting dalam menyelesaikan masalah. Namun komunikasi saja tidak cukup. Perlu adanya tindakan untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, dalam menanggulangi penyakit DBD di masyarakat, tidak cukup hanya memberikan penyuluhan di puskesmas. Tapi juga harus dilakukan tindakan seperti melakukan kegiatan 3M secara masal dengan pengawasan dari petugas kesehatan.