Kamis, 06 Oktober 2011

Berjuanglah jika kau tidak ingin mati..

Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.  Begitulah kata pepatah. Dan kini, begitu pula dalam hatiku. Kutanamkan dalam dalam dan ku hayati dengan berbagai contoh dan pertimbangan, tentang pepatah ini.  Alhamdulillah, semuanya menjadi berubah. Yang awalnya aku merasa tidak adil atas sesuatu, kini aku merasa aku manusia paling istimewa di antara yang lainnya. Yang awalnya aku merasa bosan, jenuh, capek, muak, sakit hati,, kini aku semangat, rajin,  percaya diri, dan mandiri. Yang awalnya aku selalu mengeluh “kenapa sih,, harus aku??”, kini aku bersyukur, Alhamdulillah ya Allah, semua ini sungguh berharga. Dan yang terakhir,, yang awalnya aku selalu positif thinking atas segala sesuatu, sekarang tidak lagi. Perlu curiga dan waspada dalam menghadapi hidup.
Jatuh. Ada yang jatuh ketika berjalan di tanah, mungkin lukanya tidak seberapa. Ada yang jatuh ketika bersepeda di tengah jalan, mungkin akan terasa lebih sakit. Ada yang jatuh ketika terbang ke angkasa, mungkin parah. Di balik kata jatuh, ada suatu kondisi seseorang ketika terjatuh. Bila dibandingkan, antara jalan kaki, bersepeda dan terbang memiliki tingkat kenikmatan :jalan kaki<bersepeda<terbang. Dan tingkat kesakitan yang dirasakan ketika terjatuh: jalan kaki<bersepeda<terbang.  Di balik tindakan yang kita lakukan, pasti ada timbal baliknya. Semua kenikmatan dan kesakitan telah diukur oleh Tuhan. Jangan sesekali menganggap Tuhan tidak adil. Dan Allah, tidak akan memberi ujian yang tidak mampu dihadapi hamba-Nya.
Melakukan sesuatu yang tidak kita senangi. Ada dua opsi untuk itu. Melakukannya dan meninggalkannya. Meninggalkannya akan membuat kita merasa lebih nyaman. Tapi ingat, di balik kenikmatan, ada kesakitan. Dan yang ku pilih adalah melakukannya. Sampai saat ini, banyak hal yang tidak aku senangi, tapi ku lakukan. Berat memang, cukup menyiksa jiwa, raga, pikran dan hati. Namun memang itu yang ku mau. Sebuah rasa sakit. Agar, ketika nanti akan ku alami rasa sakit yang lebih parah, aku sudah siap dan dapat terus melanjutkan hidup. Dulu sampai beberapa waktu yang lalu, aku masih merasakan ketidak adilan dan kesakitan yang cukup dalam di hatiku. Sampai aku menyadari ini semua, perbedaan tipis antara kesakitan dan kenikmatan, aku benar-benar berterima kasih kepada Allah. Rasa sakit itu membuat ku terbiasa dan santai menghadapi rasa sakit yang selanjutnya dan selanjutnya. Sampai kutemui sesuatu yang aku senangi di dalam sesuatu yang tidak aku senangi tersebut.
Berjuang. Hidup itu tidak instan. Tidak ada orang sukses tanpa perjuangan.
Masalah bukan merupakan suatu hal untuk disesali, tetapi suatu hal yang harus diselesaikan dengan cara yang benar, mungkin akan terasa sakit, namun itulah perjuangan. Menyesal memang merupakan salah satu fase dalam hidup dan perjuangan. Menyesal juga merupakan suatu hal yang penting. Hanya saja, jangan terlalu berlarut dalam penyesalan. Namun, pikirkan cara, bagaimana untuk mengubah keadaan sehingga penyesalan itu bukan merupakan suatu masalah lagi. Dan ciptakan suatu keadaan dalam hati bahwa penyesalan hanya sebuah catatan kecil dalam hidup, bahwasanya kamu pernah mengalami penyesalan itu. Agar, tak terulang lagi hal serupa, kebodohan yang pernah kamu lakukan.
Berjuanglah jika kau tidak ingin mati.
Lihatlah orang sukses di luar sana. Kalau kita minta mereka menceriakan perjuangan mereka seumur hidupnya untuk mencapai sukses,,  aku tidak yakin kita bisa menulisnya di buku yang paling tebal sekalipun.
Ketika kamu terjatuh, jangan merasa dirimu yang paling terpuruk. Ingat, Allah tidak memberi ujian melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Bersyukurlah,,  Allah peduli padamu. Dan lakukanlah,, apa yang menurutmu pantas kamu lakukan untuk membalas kebaikan-Nya.
#Hidup yang lebih bermakna. Prinsip hidup(ku). Sedikit curhat. J